Paradoks & Kontra Produktif, Saham RS Hermina Dibeli oleh Djarum Group
Tulus Abadi, Ketua FKBI (Forum Konsumen Berdaya Indonesia)
5/8/20241 min read


Saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), telah diborong oleh Djarum Group! Saham sebanyak 559.185.300 dibeli Rp 1.875 per saham, total kocek yang digelontorkan untuk membeli saham Rp 1 triliun! Alamaak.
Dari sisi bisnis, aksi korporasi Djarum Group ini hal yang normal, bahkan positif. Namun dari sisi pardigma kesehatan, khususnya kesehatan publik, aksi korporasi Djarum Group membeli saham RS Hermina adalah sebuah aksi korporasi yang paradoks, bahkan kontra produktif. Berikut sejumput perspektif untuk mengulas aksi korporasi tsb:
1. Aksi korporasi Djarum Group menjadikan citra positif bagi PT Djarum sbg holdingnya, yang nota bene perusahaan rokok, seolah PT Djarum concern dengan masalah kesehatan. Padahal sebagai produsen produk adiktif (rokok) ini menjadi aksi yang kontra produktif, di satu sisi memproduksi dan mengedarkan produk adiktif, di sisi lain bergerak di sektor kesehatan;
2. Berkait dengan hal itu, aksi korporasi pembelian saham RS Hermina oleh Djarum Group bisa menjadi ajang "cuci dosa" atas kiprah PT Djarum dlm memproduksi dan menjual rokok dan berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat;
3. Aksi korporasi Djarum Group ini akan makin melanggengkan eksistensi PT Djarum dalam bisnis produk adiktifnya, dan klimaksnya akan makin sulit untuk pengendalian konsumsi rokok di Indonesia. Padahal prevalensi konsumsi rokok di Indonesia saat ini mencapai level darurat. Terbukti saat ini 32 persen populasi perokok dewasa di Indonesia, dan 7,4 persen untuk perokok anak.
Menyikapi fenomena aksi korporasi itu, sebaiknya masyarakat sebagai pemegang saham RS Hermina menjual saham RS Hermina, untuk men-down grade saham RS Hermina. Sebab dari sisi ideologi dan paradigma kesehatan, PT HEAL selaku pengelola RS Hermina telah melakukan aksi korporasi yang bertentangan dengan dengan paradigma kesehatan publik. Dan masyarakat yang memiliki saham RS Hermina, artinya, juga ikut punya andil "dosa sosial" sebab memiliki saham suatu RS yang secara dominan (mayoritas) telah dimiliki oleh perusahaan rokok. Demikian. Tabik ...